Calvin Klein menjajaki posisi teratas sebagai merek terpopuler dan paling diminati pria mapan pada hasil survey yang dilakukan Luxury Institute’s latest Luxury Brands Status Index (LBSI).
Disusul oleh brand lainnya seperti Ralph Lauren, Hugo Boss, Burberry, dan Giorgio Armani. Sebagai lembaga survey independen, LBSI merilis data ini pada beberapa bulan lalu.
Lembaga asal New York ini melakukan surveynya kepada sekitar 3.900 konsumen pada negara-negara besar seperti US, UK, Tiongkok, Perancis, Jerman, Italy dan Jepang.
Survey dilakukan tidak ke sembarang orang. Mereka memilih responden dengan kriteria yang dapat memenuhi kebutuhan survey. Tentunya pada kasus ini, tolak ukur sebagai pria mapan juga mereka perhatikan.
Responden diberikan kolom untuk menyatakan pendapatnya pada sekitar 42 brand ternama. Pada tiap kolom harus diisi dengan skor 0-10. Kolom yang diisi antara lain mengenai:
- Konsistensi kualitas
- Apakah produk sangat eksklusif
- Apakah dengan membelinya Anda akan merasa lebih spesial
- Apakah brand tersebut layak dibeli sesuai harganya
LBSI sudah membuat perkiraan dan benchmark pada hasil surveynya. Namun pada akhirnya, fakta dari hasil survey berbicara lain.
Gianluca Isaia adalah salah satu contohnya. Desainer ternama asal Italia ini dijadikan benchmark. Sayangnya pada hasil survey tersebut, produknya kurang dikenal. Persentasenya hanya sekitar 3% dari total pria yang disurvey.
Desain Gianluca Isaia yang selalu konsisten melalui prinsipnya yaitu “thought behind each detail” membuat para pelanggannya selalu ingin terus memiliki koleksinya. Tidak hanya itu, koleksi Isaia selalu membuat pelanggan menjadi merasa lebih spesial.
Sebelumnya, LBSI melakukan survey kecil terhadap pria mapan pada ruang lingkup terbatas. Hasilnya, kebanyakan memilih brand:
- Gianluca Isaia
- Loro Piana
- Brunello Cucinelli
- Brioni
- Ermenegildo Zegna
Bukan berarti Calvin Klein dan produk teratas lainnya tadi tidak sebanding dengan koleksi Isaia. Pada kenyataannya ketika kita lihat lagi hasil survey tersebut, kelima produk teratas itu mungkin berhasil dalam hal marketing dan promosi.
Tersebarnya produk mereka hingga ratusan atau bahkan ribuan gerai diseluruh dunia, memungkinkan para pria mapan untuk mengenalnya.
Faktor lain seperti kurangnya knowledge para pria mapan dalam hal kualitas brand fashion juga menjadi penentu pada survey ini. Kebutuhan akan segala sesuatu yang serba cepat dan praktis memungkinkan pria mapan untuk lebih memilih brand yang populer ketimbang yang benar-benar berkualitas.